MAKALAH LOGIKA INFORMATIKA


LOGIKA INFORMATIKA


oleh:
KELOMPOK 1

TIKA EKA FITRIAH                     1930511044
IKRAM MAULANA                       1930511075
MUHAMMAD RIZWAN F            1930511085
M. ELKI ISMUHAMDAN              1930511088
M. AFNEL GIVARI                        1930511072
IRMAN MAULANA                       1930511077

TEKNIK INFORMATIKA 1B
FAKULTAS SAINS & TEKNOLOGI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH
SUKABUMI
                                                 2019                                                



KATA PENGANTAR

          Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini. Sholawat serta salam tidak lupa selalu kita haturkan untuk rasul kita, yaitu Nabi Muhammad SAW yang telah menyampaikan petunjuk dari Allah SWT untuk kita semua.
            Kami sangat menyadari, bahwa makalah yang kami buat masih memiliki banyak kekurangan. Demikianlah yang dapat kami haturkan, kami berharap supaya makalah yang telah kami buat ini mampu memberikan manfaat kepada setiap pembacanya.
Sukabumi, 28 November 2019

PENULIS











DAFTAR ISI




BAB I

PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang

Logika berasal dari kata Bahasa Yunani “logos”, yang dalam bahasa inggris berarti “word”, “speech”, atau “what is spoken”, lebih dekat lagi dengan istilah “Thought” atau “Reason”. Oleh karena itu, definisi logika adalah ilmu pengetahuan yg mempelajari atau berkaitan dengan prinsip-prinsip dari penalaran argument yg valid. Logika pertamakali dikemukakan oleh Aristoteles (384-422 SM), filsuf dan ahli sains dari yunani, seorang murid akademi plato, sehingga logika yg diperkenalkannya disebut logika Aristoteles yg merupakan Logika Klasik atau Tradisional. Pada awalnya logika dipelajari sebagai salahsatu cabang filosofi. Kemudian, dipergunakan dalam matematika dan sekarang dalam ilmu computer.

1.2   Rumusan Masalah

2.      Apa itu Gerbang Logika?
3.      Bagaimana cara mengoprasikannya?
4.      Bagaimana penyederhanaan fungsi Boolean?
5.      Apa itu fungsi kompleks?
6.      Bagaimana penyederhanaan secara aljabar?

1.3   Tujuan

Ada pun tujuan dari disusunnya makalah ini yaitu :
1.      Untuk menyelesaikan rumusan masalah
2.   Untuk lebih memahami dan mengetahui materi tentang gerbang logika, cara mengoperasikannya, penyederhanaan fungsi Boolean, fungsi kompleks, dan penyederhanaan secara boolean.


BAB II

PEMBAHASAN

2.1    Operasi dan Penjelasan Gerbang Logika

Gerbang Logika atau dalam Bahasa inggris disebut Logic Gate merupakan dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran).
Logic circuit adalah kerangka yang dibangun dari sirkuit-sirkuit dasar tertentu yang disebut logic gate (gerbang logika). Sirkuit ini mungkin digambarkan sebagai mesin yang memuat satu input atau lebih dan tepat satu output. Input diberikan dalam barisan n-bit yang diproses dengan satu bit sirkuit sekaligus untuk menghasilkan sebuah barisan n-bit output.  
Terdapat 7 jenis Gerbang Logika yang membentuk sebuah Sistem Elektronika Digital, yaitu:
1.                        Gerbang logika AND
2.                        Gerbang Logika OR
3.                        Gerbang Logika NOT
4.                        Gerbang Logika NAND
5.                        Gerbang Logika NOR
6.                        Gerbang Logika X-OR (Exclusive-OR)
7.                        Gerbang Logika X-NOR (Exclusive NOR)
Dari 7 gerbang logika di atas, 3 diantaranya merupakan gerbang logika yang paling dasar karena merupakan logika tunggal yang tidak terbentuk dari gabungan logika-logika lainnya. Gerbang logika yang termasuk dalam Gerbang Logika Dasar adalah Gerbang Logika AND, OR, NOT.
Untuk memahami cara kerja masing-masing gerbang logika tersebut, dapat digunakan tabel hubungan antara Input logika dengan Output logika yang disebut dengan Tabel kebenaran (Truth Table). Tabel kebenaran terdiri atas kombinasi-kombinasi nilai logik Input dan nilai logik Output. Dimana nilai logik Input dan Output logika hanya memiliki 2 kode symbol yakni 0 dan 1.
1.                        Gerbang Logika AND
Logika AND merupakan logika yang outputnya akan berlogika 1 jika semua inputnya berlogika 1, jika salah satu atau kedua inputnya bernilai 0 maka outputnya akan berlogika 0.
Konsep tersebut terangkum di dalam dengan Tabel kebenaran berikut:

Gerbang logika AND dapat digambarkan dengan simbol berikut ini:
Hubungan antara Output dan Input logika ditunjukkan melalui persamaan logika berikut ini:
Y = A.B
Dimana A dan B merupakan variabel input logika, dan Y sebagai variabel output Logika.
2.Gerbang Logika OR
   Logika OR merupakan logika yang Outputnya akan berlogika 0 jika semua Inputnya berlogika 0, jika salah satu atau kedua Inputnya berlogika 1 maka outputnya akan berlogika 1.
   Konsep tersebut dapat dipahami dengan menggunakan Tabel Kebenaran berikut:

   Gerbang logika OR dapat digambarkan dengan simbol berikut ini:
Hubungan antara Output dan Input logika ditunjukkan melalui Persamaan logika berikut ini:
Y = A + B
Dimana A dan B merupakan variabel input logika, dan Y sebagai variabel output Logika.
3.Gerbang Logika NOT
   Logika NOT disebut juga dengan Inverter karena nilai logika outputnya selalu berlawanan dengan nilai logika inputnya. Dalam arti kata jika nilai inputnya berlogika 0, maka outputnya akan berlogika 1. Dan sebaliknya jika nilai inputnya berlogika 1, maka outputnya akan berlogika 0.
  Konsep diatas terangkum di dalam Tabel Kebenaran untuk Logika NOT berikut:

Untuk pengguna Gerbang logika NOT dalam rangkaian, logika NOT dapat digambarkan dengan symbol berikut ini:

Hubungan antara Output dan Input logika ditunjukkan melalui Persamaan logika berikut ini:
Y = ~A
Dimana A merupakan variabel input logika, dan Y merupakan variabel Output logika.
4.                        Gerbang Logika NAND
Logika NAND pada dasarnya merupakan invers logika dari logika AND. Logika NAND terbentuk dari 2 logika, logika AND dan logika NOT. Dimana Output logika AND menjadi Input dari logika NOT. Sehingga konsep logika NAND merupakan kebalikan dari konsep logika AND, yaitu Outputnya akan berlogika 0 jika semua inputnya berlogika 1, jika salah satu atau kedua inputnya berlogika 0 maka outputnya akan berlogika 1.
Konsep tersebut dapat dipahami dengan menggunakan Tabel Kebenaran berikut:
Gerbang logika NAND dapat digambarkan dengan simbol berikut ini:
Hubungan antara Output dan Input logika ditunjukkan melalui persamaan logika berikut ini.
Y = ~ (A.B)
Dimana A dan B merupakan variabel input logika, dan Y merupakan variabel Output logika.
5.                        Gerbang Logika NOR
Logika NOR sama seperti Logika NAND pada dasarnya gabungan dari 2 buah logika. Logika NOR merupakan invers logika dari logika OR. Logika NOR terbentuk dari 2 logika, logika OR dan logika NOT. Dimana Output logika OR menjadi Input dari logika NOT. Sehingga konsep logika NOR merupakan kebalikan dari konsep logika OR, yaitu Outputnya akan berlogika 1 jika semua Inputnya berlogika 0, jika salah satu atau kedua inputnya berlogika 1 maka outputnya akan berlogika 0.
Konsep tersebut dapat dipahami dengan menggunakan Tabel Kebenaran berikut:
Gerbang logika NOR dapat digambarkan dengan symbol berikut ini:
Hubungan antara Output dan Input logika ditunjukkan melalui Persamaan logika berikut ini:
Y = ~ (A+B)
Dimana A dan B merupakan variabel input logika, dan Y merupakan variabel Output logika.
6.                        Gerbang Logika X-OR
Logika X-OR merupakan logika kombinasi yang pada dasarnya merupakan sebuah rangkaian logika yang terdiri atas beberapa gerbang logika.
Konsep logika X-OR adalah jika nilai logika kedua Inputnya berbeda, maka Outputnya akan berlogika 1, sebaliknya jika nilai logika kedua inputnya sama, maka outputnya akan berlogika 0.
Konsep tersebut dapat dipahami dengan menggunakan Tabel Kebenaran berikut:
Gerbang logika X-OR dapat digambarkan dengan simbol berikut ini:
Hubungan antara Output dan Input logika ditunjukkan melalui persamaan logika berikut ini:
Y = ~A.B + A.~B
Dimana A dan B merupakan variabel input logika, dan Y merupakan variabel Output logika.
7.                        Gerbang Logika X-NOR
Sama seperti Logika X-OR, Logika X-NOR merupakan logika kombinasi yang pada dasarnya merupakan sebuah rangkaian logika yang terdiri atas beberapa gerbang logika.
Logika X-NOR pada dasarnya merupakan Invers dari Logika X-OR. Sehingga konsep logika X-NOR adalah jika nilai logika kedua Inputnya sama, maka Outputnya akan berlogika 1, sebaliknya jika nilai logika kedua inputnya berbeda, maka outputnya akan berlogika 0.
Konsep tersebut dapat dipahami dengan menggunakan Tabel Kebenaran berikut:

Gerbang logika X-NOR dapat digambarkan dengan simbol berikut ini:

Hubungan antara Output dan Input logika ditunjukkan melalui persamaan logika berikut ini:
Y = ~A.~B + A.B
Dimana A dan B merupakan variabel input logika, dan Y merupakan variabel Output logika.


2.2    Pengertian Fungsi Boolean

Fungsi boolean atau fungsi biner yaitu pemetaan dari Bⁿ ke B melalui  ekspresi Boolean, ditulis sebagai :
f :Bⁿ → B
yang berarti Bⁿ adalah himpunan yang beranggotakan pasangan terurut ganda-n (ordered n-tuple) didalam daerah asal B.

2.3    Pengertian Aljabar Boolean

Aljabar Boolean didefinisikan sebagai suatu himpunan dengan operasi “”, “”, dan “¬ “ serta elemen 0 dan 1 (Ditulis sebagai {B, , , ¬, 0, 1} atau {B, , , ‘, 0, 1}) yang memenuhi sifat-sifat berikut:
·   Hukum Komutatif : x y = y x     x y = y x 
·   Hukum Asosiatif   : (x y) z = x (y z)
(x y) z = x (y z)
·   Hukum Distributif : x (y z) = (x y) (x z)
x (y z) = (x y) (x z)
·   Hukum Identitas    : x 0 = x                        x 1 = x
·   Hukum Negasi       : x y’ = 1           x x’ = 0
Untuk lebih menyerupai operasi-operasi aritmatika, kadang-kadang symbol “” dituliskan sebagai “+” dan “” dituliskan sebagai “.”, atau tidak ditulis sama sekali.
Dalam Aljabar Boolean dikenal prinsip dualitas. Jika penghubung ditukarkan dengan dan 0 ditukarkan dengan 1 diseluruh aturan dalam aljabar Boolean, maka hasilnya juga berlaku sebagai suatu aljabar Boolean.

2.4    Penyederhanaan Fungsi Boolean

Fungsi boolean mengandung operasi yang tidak perlu dan suku-suku yang berlebihan. Penyederhanaan fungsi boolean yaitu mencari bentuk fungsi lain yang ekuivalen tetapi dengan jumlah yang operasi yang lebih sedikit. Penyederhanaan fungsi boolean bisa disebut juga dengan minimisasi fungsi. Contohnya yaitu:
f (x,y) = x’y + xy’ + y  disederhanakan menjadi  f (x,y) = x’ + y’.
Ditinjau dari segi rangkaian logika, semua sistem digital dapat dibedakan atas dua jenis:
1.                        rangkaian kombinasi (combinational circuit)
2.                        rangkaian berurut (sequential circuit).
Dalam rangkaian kombinasi keluaran rangkaian pada setiap saat hanya ditentukan oleh masukannya pada saat itu. Pada rangkaian berurut, selain ditentukan oleh masukan saat itu keluaran juga ditentukan oleh keadaan keluaran sebelumnya. Jadi, rangkaian berurut mempunyai kemampuan untuk mengingat keadaan keluarannya pada saat sebelumnya dan karena itu rangkaian berurut digunakan sebagai alat penyimpan/pengingat (storage/memory) dalam sistem digital.
Pada umumnya, setidak-tidaknya di bagian masukan atau keluarannya, rangkaian berurut juga mempergunakan rangkaian kombinasi. Karena itu, penyederhanaan rangkaian kombinasi merupakan hal yang penting dalam setiap perencanaan sistem digital. Dengan penyederhanaan akan diperoleh rangkaian yang akan membutuhkan gerbang yang lebih sedikit dengan jumlah masukan yang lebih sedikit dibandingkan dengan merealisasikan/mengimplementasikan fungsi Boole hasil perencanaan awal.
Penyederhanaan fungsi Boole dapat dilakukan dengan beberapa cara/metoda, antara lain:
·         cara aljabar,
·         cara pemetaan dan 
·         cara tabulasi.
·         Penyederhanaan fungsi Boolean secara aljabar
Penyederhanaan secara aljabar yaitu dengan menggunakan hukum-hukum aljabar boolean. Jumlah literasi atau suku-suku didalam sebuah fungsi boolean dapat diminimumkan dengan cara manipulasi aljabar. 
·   Hukum identitas :
(i)                       a + 0 = a
(ii)                     a . 1 = a
·   Hukum idempotent :
(i)                       a + a = a
(ii)                     a . a = a
·   Hukum komplemen :
(i)                       a + a’ = 1
(ii)                     aa’ = 0
·   Hukum dominasi :
(i)                       A. 0 = 0
(ii)                     a + 1 = 1
·   Hukum involusi :
(i)                       (a’)’ = a
·   Hukum penyerapan :
(i)                       a + ab = a
(ii)                     a(a + b) = a
·   Hukum komutatif :
(i)                       a + b = b + a
(ii)                     ab = ba
·   Hukum asosiatif :
(i)                       a + (b + c) = (a + b) + c
(ii)                     a (b . c) = (a . b) + c
·   Hukum distributif :
(i)                       a + (b . c) = (a + b) (a + c)
(ii)                     a (b + c) = a b + a c
·   Hukum De Morgan :
(i)                       (a + b)’ = a’b’
(ii)                     (ab)’ = a’ + b’
·   Hukum 0/1 :
(i)                       0’ = 1
(ii)                     1’ = 0







Dua cara terakhir akan diuraikan kemudian. Berikut ini akan diberikan beberapa contoh penyederhanaan fungsi Boole sederhana secara aljabar. Rumus-rumus penyederhanaan berikut ini dapat dipandang sebagai rumus dasar yang siap pakai. Dengan memakai hukum-hukum dan teorema dasar di depan dapat diperoleh:
X.Y + X.~Y = X (Y + ~Y) = X . 1 = X        (2.11)

X + X .Y = X . (1 + ~Y) = X . 1 = X           (2.12)

(X + Y) . (X + ~Y ) = X . X + X (Y + ~Y) + Y . Y  
                           = X + X . 1 + 0 = X + X 
                           = X                              (2.13)

X . (X + Y) = X + XY = X.1 + XY = X (1 + Y)
               = X                                          (2.14)

(X + Y) Y = XY + YY
              = XY                                        (2.15)
                       
XY + Y = (X + Y) (Y + Y)               (hukum distributif)
              = X + Y                                (2.16)

2.5    Fungsi Kompleks

Pembahasan mengenai fungsi kompleks terkait dengan bidang kompleks. Himpunan bilangan kompleks z adalah koleksi titik-titik pada bidang z dengan operasi beserta sifatsifatnya, fungsi kompleks dapat diturunkan pada domain tertentu pada bidang z tersebut.      
Definisi
Misalkan D himpunan titik pada bidang z dan fungsi f pada D adalah aturan yang menetapkan setiap z di dalam D dengan suatu bilangan kompleks W yang dinamakan nilai fungsi f di z, dituliskan sebagai W = f (z).
Dari definisi di atas, menunjukkan bahwa z adalah peubah kompleks (complex variable) dan D adalah domain dari fungsi f. Sedangkan W juga adalah bilangan kompleks yang dapat dituliskan sebagai W = f . (z) = u + iv.   Jika u = u (x, y) dan v = v (x, y) fungsi-fungsi berharga real dari peubah x dan y maka u (x,y) + iv (x, y) merupakan fungsi dari peubah kompleks, sehingga f (z) dapat dituliskan sebagai  f (z) = u(x, y) + iv(x, y). Perhatikan pemetaan fungsi kompleks berikut.
Domain dari f dinyatakan dengan Df dan f(z) disebut nilai dari fungsi f atau peta/bayangan dari z oleh f. Sedangkan Range dari f, dinyatakan dengan Rf, yaitu himpunan setiap z anggota D.

BAB III

PENUTUP

3.1    Kesimpulan

Logika merupakan ilmu yang sangat penting untuk dipelajari, karena merupakan ilmu dasar bagi ilmu-ilmu yang lain. Hal ini dapat dilihat dari beberapa contoh yang dipaparkan di atas. Selain itu, logika juga merupakan ilmu untuk berpikir secara sistematis, sehingga mudah dipahami dan dapat dirunut kebenarannya.
Logika juga sangat banyak digunakan pada dunia pemrograman, karena hampir setiap bahasa pemrograman menggunakan logika dalam pemecahan permasalahan dan setiap decision-nya. Oleh karena itu, sangat penting kiranya untuk mempelajari logika.
Gerbang Logika atau dalam Bahasa inggris disebut Logic Gate merupakan dasar pembentuk Sistem Elektronika Digital yang berfungsi untuk mengubah satu atau beberapa Input (masukan) menjadi sebuah sinyal Output (Keluaran).
Gate (gerbang) dasar pada logika dasar antara lain:
AND, OR, NOT, NAND, NOR, Ex-OR, dan Ex-NOR.

3.2    Saran

Dengan penyusunan makalah ini, penulis berharap pengetahuan mengenai Logika Informatika dapat diaplikasikan dalam banyak aspek kehidupan. Melalui logika kita dapat mengetahui apakah suatu pernyataan benar atau salah. Hal terpenting yang akan didapatkan setelah mempelajari logika Informatika kemampuan mengambil kesimpulan dengan benar atau salah.



DAFTAR PUSTAKA

Munir, Rinaldi. (2010). Matematika Diskrit Edisi 3. Bandung: Informatika.
Lipschutz, Seymor dan Marc Lars Lipson. (2001). Matematika Diskrit 1. Jakarta: Salemba Teknika. Terjemahan dari: Tim Editor Penerbit Salemba Teknika.
Subarta, Budi. (2017). Konsep Rangkaian Gerbang Logika. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
Kadir. (2016). Fungsi Peubah Kompleks. Jakarta: UIN Jakarta Press.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

METODOLOGI PENELITIAN